Guinness World Records menobatkan Pepper X sebagai cabai terpedas di dunia, mengalahkan cabai Carolina Reaper yang bertahan di puncak selama 10 tahun terakhir.Sebagai perbandingan, satu cabai habanero biasanya memiliki tingkat kepedasan mencapai 100.000 unit panas Scoville (SHU – ukuran kepedasan cabai). Pepper X mencapai hingga 2,69 juta unit SHU.Petani Ed Currie di Amerika Serikat adalah pencipta kedua cabai yang memecahkan rekor terpedas di dunia itu.Sebagai cabai yang memiliki hak paten, biji dan buah cabai Pepper X tidak akan dijual.

Currie membudidayakan Pepper X selama satu dekade di pertaniannya di Carolina Selatan, namun dia irit bicara tentang proyek itu untuk melindungi kekayaan intelektualnya.”Ini adalah upaya tim,” kata Currie dalam sebuah pernyataan.“Kami tahu kami memiliki sesuatu yang istimewa, jadi saya hanya memberi tahu beberapa keluarga dan teman terdekat saya mengenai apa yang sebenarnya terjadi.”Dalam uji laboratorium di Winthrop University di South Carolina, Pepper X mencatat rata-rata 2.693.000 Scoville Heat Unit (SHU), lebih dari satu juta unit lebih panas dibandingkan inovasi Currie sebelumnya, Carolina Reaper, yang memiliki rata-rata 1.641.183 SHU.

Apa itu skala Scoville?

Pada1912, apoteker Wilbur Scoville menemukan skala Scoville, yang mengukur berapa kali capsaicin perlu diencerkan untuk mengukur tingkat kepedasan.Capsaicin adalah bahan kimia yang memberikan sensasi terbakar pada cabai – yang dapat melepaskan dopamin dan endorfin ke dalam tubuh.Meskipun orang cenderung percaya bahwa kepedasan cabai berasal dari bijinya, sejatinya capsaicin terkandung dalam plasenta, lapisan yang menyimpan biji cabai.Karena Pepper X punya banyak lekukan dan tonjolan, area permukaan untuk pertumbuhan plasenta juga makin banyak, menurut Guinness World Records.

Currie mengatakan Pepper X adalah persilangan Carolina Reaper dan “cabai sangat pedas yang dikirim teman saya dari Michigan”.Pengacara Currie mengatakan 10.000 produk menggunakan nama Carolina Reaper, tanpa izin.Dalam upaya melindungi kekayaan intelektualnya dan melihat keuntungan kali ini, buah dan biji Pepper X tidak akan dijual.Satu-satunya cara untuk mencicipi Pepper X adalah melalui saus pedas yang dijual.

Bagaimana sensasi makan cabai terpedas di dunia?EpisodeAkhir dari PodcastCurrie adalah satu dari hanya lima orang yang pernah makan Pepper X secara utuh.Bahkan sebagai seorang penikmat cabai, mencicipi Pepper X membuatnya “benar-benar membungkuk sambil mengerang kesakitan” selama tiga atau empat jam.”Saat saya memakannya utuh, saya langsung merasakan rasanya. Rasa pedas itu langsung terasa – dan panasnya, bagi saya, tak tertahankan.”Dia mengatakan itu seperti pengalaman keluar dari tubuh.”Itu semacam euforia [rasa gembira],” katanya. “Karena saya mengalami demam endorfin.”

Seseorang memberinya susu untuk mengurangi rasa sakitnya tetapi “itu hanya membuat panasnya bertambah”. Dan panas terus meningkat selama hampir satu jam.”Saya mulai mengalami kram dan, Anda tahu, tubuh saya menganggap capsaicin sebagai racun.””Kramnya menjadi tak tertahankan – oke, setidaknya bagi pria. Seorang dokter menjelaskan kepada saya bahwa itu mirip dengan kram menstruasi.”Setelah beberapa jam kemudian, Currie pulih. Namun dia justru makan lebih banyak cabai “karena seperti yang istri saya katakan, saya hanya seorang idiot.”Perjalanan Ed Currie ‘dari pecandu narkoba ke pecandu cabai’Ed Currie mengaku makan, tidur dan bahkan bernafas dengan cabai. Dia menyebut cabai sebagai “obsesinya”.Dia memulai “setiap pagi dengan apa yang pada dasarnya adalah minyak cabai” dalam kopinya.Setelah menguji rasa cabai dan saus pedas sepanjang hari untuk perusahaannya di Carolina Selatan, PuckerButt Pepper Company, dia akan menambahkan cabai atau saus pedas ke dalam makan malamnya.Cabai favoritnya untuk dimasak, meskipun bukan ciptaannya sendiri, adalah cabai chocolate scotch bonnet.“Saya makan cabai sepanjang hari,” katanya. “Jika ada jenis makanan penutup yang tepat, saya cenderung menaruh sesuatu yang pedas di makanan saya.

Currie berterima kasih kepada istrinya, Linda, yang mendorongnya untuk mendirikan perusahaan.Setelah mengatasi “sejarah panjang kecanduan narkoba dan alkohol”, dia bertemu dengan seorang perempuan – Linda – yang saat itu sebetulnya tidak ingin berhubungan apa pun dengannya.”Tapi kudengar dia menyukai salsa [saos dari Meksiko],” katanya. “Jadi saya menyiapkan salsa untuk makan malam yang akan saya hadiri dan saya tahu dia akan hadir dan dia bertanya siapa yang membuat salsa itu.”Sembilan bulan kemudian mereka menikah.Yang awalnya hanya 1.100 tanaman cabai dan tomat di halaman belakang rumah mereka, meningkat menjadi 30.000 tanaman sebelum perusahaannya didirikan.“Itu bukan hobi – itu obsesi,” katanya.

Istrinya adalah orang yang melihat potensi kelayakan komersial dari hobi itu setelah mereka mulai memberikan saus pedas yang dibuatnya kepada teman-temannya.Selang 20 tahun kemudian, perusahaan ini menjadi salah satu produsen saus pedas terbesar di AS.Dalam wawancara dengan BBC, seorang karyawan PuckerButt Pepper Company, Tom, berbicara di telepon tentang bagaimana rasanya bekerja dengan atasannya.”Ini adalah sesuatu yang sebagian besar dunia tidak tahu tentang Ed – tapi saya yakin tujuan hidupnya yang sebenarnya adalah membantu orang.””(Ed) menyebutkan bahwa dia adalah mantan pecandu. Dia mempekerjakan 90% dari kami, termasuk saya, yang sedang dalam masa pemulihan. Dia memberi kami kesempatan kedua yang tidak akan kami dapatkan di tempat lain,” ujarnya.Tom berkata Currie membiarkan dia tinggal bersamanya, istri dan anak-anaknya selama enam bulan sampai dia bisa berdiri sendiri.“Dan sekarang saya sedang membayar hipotek,” katanya. “Saya pikir hasratnya ada pada cabai – dia suka menyakiti orang, tapi menurut saya hasrat sejatinya adalah membantu orang.”

SUMBER :

https://www.bbc.com/indonesia

Leave a Reply